Rabu, 25 Mei 2011

Akuntansi Internasional (Harmonisasi vs Standarisasi)

Salah satu kenyataan bahwa ada kecenderungan banyak perusahaan untuk menjalankan bisnis secara global tidak hanya terpaku pada bisnis di negara asal. Menjual di pasar dalam negeri dianggap tidak lagi memberikan keuntungan yang diharapkan, sementara pasar luar negeri begitu terbuka untuk ekspansi.
Kecenderungan meningkatnya globalisasi di bidang ekonomi semakin tampak dengan adanya kesepakatan-kesepakatan antar negara dalam satu region tertentu, seperti European Union (EU), North American Free Trade Agreement (NAFTA), Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC). Indonesia sendiri merupakan salah satu dari delapan belas negara anggota APEC.
Globalisasi bidang ekonomi juga tampak dengan munculnya fenomena krisis nilai tukar di sebagian negara Asia, termasuk Indonesia yang dimulai pada tahun 1997. Nilai impor bahan baku dalam mata uang domestic dalam hal ini rupiah meningkat tajam. Penetapan harga jual baru di pasar domestik dan luar negeri menjadi tidak sesederhana sebelum terjadi krisis.
Selanjutnya di Indonesia juga menunjukkan fenomena yang menarik. Menguatnya rupiah terhadap mata uang asing, meskipun tidak kembali pada kurs nilai tukar sebelum krisis terjadi membuat para eksportir mulai mengeluh karena pendapatannya turun jika dinilai dalam mata uang domestik.
Akuntansi sebagai penyedia informasi bagi pengambilan keputusan yang bersifat ekonomi juga dipengaruhi oleh lingkungan bisnis yang terus menerus berubah karena adanya globalisasi, baik lingkungan bisnis yang bertumbuh bagus,
Suatu perusahaan mulai terlibat dengan akuntansi internasional adalah pada saat mendapatkan kesempatan melakukan transaksi ekspor atau impor. Jika pembeli diminta untuk memberikan informasi finansial berkaitan dengan perusahaannya, ada kemungkinan bahwa informasi finansial tersebut tidak mudah diinterpretasikan, mengingat adanya asumsi-asumsi akuntansi dan prosedur akuntansi yang tidak
lazim di perusahaan penjual.
Hal lain yang harus diantisipasi adalah jika pembeli membayar dalam mata uang asing. Untuk impor, sebaliknya akan ditemui oleh perusahaan penjual asing. Kondisi yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan pembeli domestik adalah nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing yang disepakati sebagai denominasi pembayaran.
Keterlibatan perusahaan dalam akuntansi internasional juga tidak dapat dihindarkan saat perusahaan membuka operasi di luar negeri, baik yang hanya berupa pemberian lisensi produksi terhadap perusahaan milik pihak lain di luar negeri maupun pendirian anak perusahaan di luar negeri.
Akuntansi internasional menjadi semakin penting dengan banyaknyaperusahaan multinasional (multinational corporation) atau MNC yang beroperasi diberbagai negara di bidang produksi, pengembangan produk, pemasaran dandistribusi. Di samping itu pasar modal juga tumbuh pesat yang ditunjang dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi sehingga memungkinkan transaksi dipasar modal internasional berlangsung secara real time basis.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Akuntansi :
1. Sifat kepemilikan perusahaan
2. Aktivitas usaha
3. Sumber pendanaan
4. Sistem perpajakan
5. Eksistensi dan pentingnya profesi akuntan
6. Pendidikan dan riset akuntansi
7. Sistem politik
8. Iklim sosial
9. Tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
10. Tingkat inflasi
11. Sistem perundang-undangan
12. Aturan-aturan akuntansi
Tujuh faktor yang menyebabkan perbedaan yang berskala internasional dalam perkembangan sistem dan praktik akuntansi, yaitu:
1. Sistem hokum
2. Sumber pendanaan
3. Sistem perpajakan
4. Profesi akuntan
5. Inflasi
6. Teori Akuntansi
7. Accidents of History
Harmonisasi vs Standardisasi
Globalisasi juga membawa implikasi bahwa hal-hal yang dulunya dianggap merupakan kewenangan dan tanggung jawab tiap negara tidak mungkin lagi tidak dipengaruhi oleh dunia internasional. Demikian juga halnya dengan pelaporan keuangan dan standar akuntansi.Salah satu karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi adalah dapat diperbandingkan (comparability), termasuk di dalamnya juga informasi akuntansiinternasional yang juga harus dapat diperbandingkan mengingat pentingnya hal ini di dunia perdagangan dan investasi internasional.
Harmonisasi juga bisa diartikan sebagai sekelompok negara yang menyepakati suatu standar akuntansi yang mirip, namun mengharuskan adanya pelaksanaan yang tidak mengikuti standar harus diungkapkan dan direkonsiliasi dengan standar yang disepakati bersama.
FASB membentuk tiga organisasi yang akan menentukan system akuntansi internasional di masa depan, yaitu:
A. International Standard Setter (ISS)
B. International Interpretation Committee (IIC)
C. International Professional Group (IPG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar